Mari kita bicara tentang elektromagnet terlebih dahulu. Ada solenoid berenergi dengan inti besi di dalam elektromagnet. Ketika inti besi dimasukkan ke dalam solenoid berenergi, inti besi menjadi magnet oleh medan magnet solenoid berenergi, dan inti besi menjadi termagnetisasi setelah tumbukan. Menjadi magnet. Merupakan proses pengubahan energi listrik menjadi energi magnet, kemudian mengubah energi tumbukan menjadi energi kinetik (energi listrik, energi tumbukan, dan energi kinetik). Oleh karena itu, proses perancangan energi listrik melibatkan tegangan, arus, hambatan, dan daya, sedangkan proses perancangan energi impak melibatkan intensitas induksi magnet, fluks magnet, dan lain-lain.
Mari kita lihat magnet lagi. Mari kita ambil magnet permanen sebagai contoh. Ini bisa berupa produk alami atau buatan. Magnet terkuat adalah gelombang besi. Besi mempunyai loop histeresis yang lebar, gaya puncak yang tinggi, dan daya magnet yang tinggi. Setelah magnetisasi, Bahan yang mempertahankan magnet konstan. Juga dikenal sebagai bahan magnet permanen dan bahan keras. Dalam penerapannya, magnet permanen bekerja di gelembung magnet dalam dan bagian demagnetisasi kuadran kedua dari loop magnet setelah magnetisasi. Magnet permanen harus memiliki gaya koersif Hc, remanensi Br, dan produk energi magnet maksimum (BH)m setinggi mungkin untuk memastikan penyimpanan energi magnet maksimum dan kemagnetan stabil.
Apa perbedaan antara elektromagnet dan magnet?
1. Elektromagnet perlu diberi energi agar menjadi magnetis. Namun, setelah magnet menjadi magnet, biasanya magnet tersebut tetap berada di sana tanpa diberi energi.
2. Gaya magnet elektromagnet dapat diubah-ubah, hal ini berkaitan dengan jumlah lilitan kumparan dan intensitas arus, namun gaya magnet magnet tidak dapat diubah.
3. Kutub magnet elektromagnet dapat berubah-ubah, yang ditentukan oleh kutub positif dan negatif listrik serta arah lilitan kawat hitam, sedangkan kutub magnet magnet permanen tetap dan tidak bengkok.
